Thursday, March 19, 2009

Sakit ITP (Idiopathic Trombocytopenia Purpura)

Putri saya Ais 5th, badannya panas, kemudian dingin, panas lagi. Kami fikir dia kena demam berdarah atau malaria tapi menurut dokter dia kena penyakit ITP (Idiopathic Trombocytopenia Purpura). Kata dokter harus segera diopname. Saya periksa ke Lab, ternyata jumlah trombositnya tinggal 17.000/ul, yang normalnya sekitar 150-200.000/ul.

Saat suhu badannya turun, ujung jarinya terasa sangat dingin, denyut nadi kecil dan cepat. Kata dokter ini terjadi akibat cairan merembes ke luar dari pembuluh darah. Bercak-bercak hitam keluar di bawah lapisan kulit tangan, betis dan bagian dalam mulut. Sepertinya kekurangan cairan darah dan sirkulasi gagal berfungsi. Kulit terasa dingin terutama ujung jari dan kaki, warna biru di sekitar mulut, gelisah dan lemas, nadinya sangat lemah.

Hari itu juga kami bawa ke RS, kata dokter harus ditransfusi darah. Rasanya kena sambar halilintar. Kami sekeluarga tidak memenuhi syarat untuk transfusi darah karena itu harus beli darah di PMI, dan harus sewa ambulance untuk mengambilnya, dengan penjelasan harga dan ketentuan2 lainnya.

Semalam di ruang diopname, saya shalat disamping Ais, melihat ananda tergeletak, terasa hati menjadi dekat dengan Allah.

Pagi harinya saya putuskan untuk memindahkan Ais ke RS lain yang lebih dekat dengan PMI, supaya tidak perlu repot sewa ambulance. Setelah teken surat perjanjian pengeluaran pasien dengan dokter, saya gendong Ais keluar sambil mengangkat tinggi-tinggi botol cairan infusnya.

Begitu keluar dari RS, saya berfikir mau pulang dulu ganti baju dan ambil pakaian untuk di RS yang baru karena letaknya agak jauh. Setibanya di rumah, saya turunkan Ais, gendong masuk kamar dan gantungkan cairan infus di daun jendela. Saya sendiri merasa sangat lemas dan ngantuk. Saya pelankan cairan infus agar ada waktu untuk istirahat. Ternyata cairan infusnya sebentar lagi habis, saya coba cari ke apotik terdekat, alhamdulillah cairan yang sama tersedia.

Sekarang saya ingat ada Basra, madu campur kalonji. Bismillah, ini obatnya Nabi, pasti ada barokahnya. Saya berikan kepada Ais, berkali-kali sampai siang. Ternyata Ais menunjukkan kemajuan. Saya berikan lagi, lebih banyak lagi, sore harinya dia lebih aktif, dan mau makan nasi bubur. Saya berikan juga jus kurma, jus jambu batu, air kelapa muda, dll. Nafsu makannya nampak semakin membaik, dan akhirnya saya putuskan untuk tidak membawanya ke RS lagi, cukup dengan basra dan pasrah kepada Allah.

Tiga hari kemudiaan saya periksa kembali ke Lab. ternyata jumlah trombositnya sudah naik bagai menembus angkasa 360.000/ul. Ais pun sudah main kembali. Semoga pegalaman ini bermanfaat bagi konsumen basra madu kalonji. -Gambar asli- (Abu Moha, Tangerang Indonesia)

No comments: